Selasa, 09 Oktober 2012

HEART

Heart; atau mungkin yang biasa orang Indonesia artikan sebagai hati meskipun arti sebenarnya dari kata itu sendiri adalah jantung.


Sekarang gue lagi bener-bener bingung, apa itu sebenarnya yang dimaksud dengan hati. Sakit hati? Sebenarnya apanya yang sakit?Gue bener-bener nggak ngerti. Atau mungkin lebih tepatnya lagi bisa disebut perasaan. Tapi sekali lagi yang bikin gue bingung, di mana letaknya perasaan?

Qalbu, dalam bahasa arab yang artinya juga adalah hati. Namun sebenarnya di mana letak Qalbu itu sendiri? Tidak mungkin hati yang dimaksud adalah hati manusia secara biologis. Karena jika yang dimaksud adalah hati manusia, maka jika seseorang mengatakan dia sedang sakit hati maka secara medis dikatakan bahwa dia sakit liver.

Perasaan. Jika kalian merasakan perasaan pasti kalian sudah tau pasti di manaletaknya, sering kali seseorang merasakan ‘sesuatu’ di dalam dada mereka. Meskipun guenggak tau pasti apa tepatnya ‘sesuatu’ yang sedang bergejolak di dalam dada itu. Sesuatu yang nggak bisa dilihat oleh mata telanjang. Sesuatu yang mungkin hanya bisa dirasakan. Sesuatu yang sekalipun di bedah oleh dokter tidak akan pernah bisa terlihat.
Sekarang gue bisa mengatakan bahwa perasaan gue nggak pernah bisa ditebak. Karena perasaan gue nggak pernah pasti. Kenapa perasaan gue selalu menuntut sesuatu yang lebih? Selalu mengikuti apa yang otak gue pikirkan. Atau mungkin tidak bisa mengikuti apa kata otak gue. GGGRRRRRRR. What Happen?

Apa yang terjadi?

Kalau dalam film mungkin Ada Apa Dengan Cinta. Tapi kalo gue mungkin Ada Apa Dengan Hatiku #Plakk lebay tingkat akut. Mungkinkah gue selalu menuntut lebih? Untuk mendapatkan seseorang yang benar-benar special? Seseorang yang benar-benar ada dalam ilusi otak gue. Seseorang yang harus sesuai dengan gambaran cerita yang gue buat sendiri. Seseorang yang mungkin nggak akan pernah ada di dunia nyata ini. Seseorang yang sekalipun ada belum tentu bisa gue miliki.

Mungkin ini adalah akibat dari tingkat ilusi gue yang terlalu tinggi. Hello. Gue bukan hidup di dunia fatamorgana. Tapi ini kehidupan nyata. Tapi mungkin guen ggak akan bisa menuliskan apa yang gue rasakan sekarang. Gue nggak ngerti. Bener-bener nggak ngerti. Sesuatu yang nggak sama dengan bayangan gue selama ini. Dan secara tiba-tiba perasaan gue memberontak. Seperti mengamuk tanpa arah yang pasti. Nggak bisa menolak dan nggak bisa menerima. Seperti terjebak dalam lingkaran setan. Apakah ini semua salah gue? Tapi tetep aja gue nggak mau disalahkan oleh diri gue sendiri. Gue berhak berharap. Gue berhak untuk mengharap sesuatu yang lebih. Meskipun pada kenyataannya sulit untuk didapatkan. Ataukah lebih tepatnya tidak mungkin bisa didapatkan??!!!!
Gue lebih suka menggeleng-geleng kepala pada kenyataan. Dan tetap pada dunia fatamorgana yang gue ciptakan sendiri. Sesuatu yang gue rasa bakalan lebih indah daripada ketika kau kembali menapakkan kaki di atas bumi ini dan merasakan kembali dunia yang tidak pernah ramah denganmu.

Hati tidak pernah memilih begitulah yang tertulis dalam novel Perahu Kertas. Ya, karena hati akan menentukan sendiri kemana pilihannya berlabuh. Namun terkadang kenyataan berkata lain. Ketika hati menentukan, kenyataan tidak berpihak pada hati. Itulah yang sering terjadi pada kehidupan nyata ini.

Tidak ada komentar: