Senin, 05 November 2012

Kejora (part 5)



RAJUTAN BINTANG


Apapun yang disembunyikan, pada akhirnya akan terungkap. Akankah sebuah hubungan yang kelihatan datar-datar saja dapat berakhir? Ataukah memang sudah seharusnya diakhiri? Kenapa? Apakah karena ikatan yang dibuat tidaklah kuat? Sehingga dapat lepas kapan saja?
“kekasih dunia maya?”, tanya Rifki dengan wajah kecewa. Khayla hanya bisa diam mendengar kenyataan yang diungkapkan Rifki padanya. Khayla seharusnya sudah siap jika saat ini pasti akan segera terjadi. Dan sekarang benar-benar telah terjadi. Tapi entah kenapa Khayla tidak pernah peduli sekalipun Rifki akan menganggapnya gila ataupun aneh. Khayla hanya tidak ingin membuat Rifki kecewa karenanya.
“kau lebih menyukai kekasih dunia mayamu, benar?”, ujar Rifki lagi sambil menundukkan wajahnya. Khayla tahu bahwa Rifki sangat marah dan kecewa padanya. Namun sepertinya Rifki masih sanggup menahan amarahnya. Sebisa mungkin Rifki berusaha untuk tetap tenang menghadapi masalah ini.
“siapa yang sebenarnya kau cintai?”, Rifki menatap dalam wajah Khayla yang hanya bisa dibalas Khayla dengan memalingkan wajahnya. Mungkin saja Rifki telah merasa dikhianati olehnya.
Rifki menggelengkan kepalanya sendiri, “aku memaafkanmu”, begitu jelas. Begitu tenang. Begitu diam. Rifki tidak mengatakan apapun lagi.
Khayla mencengkeram erat pinggir bajunya. Matanya berkaca-kaca. Perih. Dia sedang berusaha untuk tidak meneteskan air matanya. Khayla ingin berpegangan. Dia membutuhkan seseorang sebagai tempatnya berpegang.
“aku menyayangimu”, bisik Khayla pelan. Air matanya hampir saja terjatuh namun Khayla masih bisa menahannya.
“aku ingin mendengarnya”
“bahwa kau mencintaiku”, ujar Rifki pelan. Penuh dengan ketidakpercayaan.
Khayla semakin erat menggenggam pinggir bajunya. Telapak tangannya basah oleh keringat. Bibirnya seperti kelu dan kaku. Sulit sekali untuk digerakkan. Ketika setetes air mata jatuh di wajahnya, Khayla segera memalingkan wajahnya dari Rifki.
Dia tidak bisa. Tidak bisa berbohong. Tidak bisa membohongi dirinya sendiri.
“aku tidak bisa melihat bintangku pada dirimu”
Bandul kalung dengan huruf V yang berdampingan dengan planet Venus menggantung di hadapan Rifki.

------------------------------------


To        : Kejora_Bintang@yahoo.com
Subject: Sosok Kejora

Apakah air mata selalu menandakan kepedihan?
Ataukah hanya simbol tanpa arti?
Karena sesungguhnya kepedihan berada jauh di dalam diri.
Suatu tempat yang sulit terjamah.
Lalu apa yang bersemayam di balik kepedihanku?
Apakah aku berhak untuk menyakiti hati seseorang?
Bagaimana bisa?
Bagaimana bisa…
Aku mencari sosok Kejora pada diri orang lain?

Dapatkah aku menggapaimu, Kejora?

-------------------------------------

Pada akhirnya Khayla hanya kembali membalik dunianya. Membalik kembali dunia normal yang susah payah didapatkannya menjadi dunia yang abnormal seperti sebelumnya. Dia sudah memutuskan. Melepaskan terkadang menjadi pilihan yang cukup tepat. Dan meskipun berat dan menyakitkan, jauh di dalam diri Khayla merasakan sedikit kelegaan.
Sudah seharusnya Khayla memilih. Memilih untuk dirinya sendiri. Memilih untuk hatinya. Karena hati tidak akan pernah berbicara jika bukan dirinya sendiri yang tergerak untuk melakukan apa yang hatinya perintahkan. Khayla merasa pilihannya sudahlah tepat. Karena dia baru saja mengikuti apa kata hatinya.
Tatapan Khayla terhenti pada sepasang kaus kaki yang diletakkannya di atas meja belajarnya. Sepasang kaus kaki yang didapatkannya dari seseorang yang dikenalnya hanya dengan dua kali pertemuan yang tidak disengaja.

-----------------------

“jika aku memintamu untuk tetap diam di tempatmu, apakah kau akan menurut?”, Jojo berbicara dengan nada yang sangat formal. Diam dan membuat orang lain akan menurut pada setiap katanya.
Khayla terdiam kaku.
Apakah itu berarti Khayla menuruti perkataan Jojo?
“tutup matamu”, perintahnya lagi pada Khayla.
Pikiran Khayla terus berkeliaran tanpa arah. Memikirkan apa yang akan terjadi. Namun Khayla seakan telah percaya pada Jojo. Mempercayai setiap kata yang keluar dari bibirnya. Mempercayai apapun yang akan dilakukan oleh Jojo.
Dalam kesenyapan, Khayla bisa mendengar dengan jelas Jojo yang sedang bergerak. Bergerak menjauh. Membiarkan Khayla terbaring sendiri. Tapi entah kenapa Khayla percaya bahwa Jojo tidak akan meninggalkannya sendirian.
Khayla ingin sekali membuka matanya ketika sesuatu seperti menggelitik telapak kakinya. Namun Khayla tetap bertahan untuk tidak membuka matanya. Dan dengan perlahan kakinya yang hampir membeku menjadi sedikit lebih hangat.
“sekarang buka matamu”, suara Jojo kembali memerintahkan.
Seperti seorang anak buah, Khayla hanya menurut. Jojo sudah duduk manis di sampingnya, tidak lagi berbaring.
“Jojo”, ucap Khayla.
Untuk kesekian kalinya, Jojo memberikan senyuman manisnya pada Khayla, “Jo”, katanya. “panggil saja Jo”
Khayla bergerak untuk bangkit dan terduduk di samping Jo. Sedikit terkejut karena sepasang kaus kaki telah terpasang di kakinya. Kaus kaki berwarna abu-abu. Khayla segera melirik Jo.
“kau terus menggerak-gerakkan kakimu, aku tahu kau kedinginan”, ujar Jo menjelaskan. Sejak tadi Khayla memang terus menggesek-gesekkan kedua kakinya untuk sekedar menghangatkan dan ternyata Jo juga menyadarinya. Dia memasangkan kaus kakinya pada kaki Khayla.
“seseorang yang memberikan kaus kaki itu berkata padaku ‘kaus kaki ini bukan milikmu’”, cerita Jo pada Khayla. Jo melirik kaus kaki yang kini terpasang di kaki Khayla.
“apa kau tahu maksud dari kata-katanya itu?”, tanya Jo pada Khayla.
Khayla menggeleng, “tidak”
Jo tersenyum, kali ini dengan menunjukkan sedikit deretan gigi putihnya, “mungkin kaus kaki itu milikmu”. Khayla menatap kaus kaki itu sekali lagi. Khayla tahu bahwa Jo hanya sedang bergurau padanya.

--------------------------------

Khayla mengambil kaus kaki yang sejak tadi hanya dipandanginya saja. Khayla harus bisa mengembalikan kaus kaki itu pada pemiliknya. Tapi apakah Khayla akan bertemu lagi dengan pemilik kaus kaki ini? Jika memang kaus kaki ini pemberian dari seseorang, bukankah seharusnya Jo tidak boleh memberikannya lagi pada orang lain?
Khayla memegangi kaus kaki itu dan menyadari ada sesuatu di balik kaus kaki yang sedang dipegangnya. Sesuatu yang hanya bisa dilihat jika kau membalik dalam kaus kaki tersebut. Sebuah rajutan bintang.



Part 4                                  Part 6

Tidak ada komentar: