RAJUTAN BINTANG
Apapun yang disembunyikan, pada akhirnya akan terungkap.
Akankah sebuah hubungan yang kelihatan datar-datar saja dapat berakhir? Ataukah
memang sudah seharusnya diakhiri? Kenapa? Apakah karena ikatan yang dibuat tidaklah
kuat? Sehingga dapat lepas kapan saja?
“kekasih dunia maya?”, tanya Rifki dengan wajah
kecewa. Khayla hanya bisa diam mendengar kenyataan yang diungkapkan Rifki
padanya. Khayla seharusnya sudah siap jika saat ini pasti akan segera terjadi. Dan
sekarang benar-benar telah terjadi. Tapi entah kenapa Khayla tidak pernah peduli
sekalipun Rifki akan menganggapnya gila ataupun aneh. Khayla hanya tidak ingin membuat
Rifki kecewa karenanya.
“kau lebih menyukai kekasih dunia mayamu, benar?”, ujar
Rifki lagi sambil menundukkan wajahnya. Khayla tahu bahwa Rifki sangat marah
dan kecewa padanya. Namun sepertinya Rifki masih sanggup menahan amarahnya. Sebisa
mungkin Rifki berusaha untuk tetap tenang menghadapi masalah ini.
“siapa yang sebenarnya kau cintai?”, Rifki menatap
dalam wajah Khayla yang hanya bisa dibalas Khayla dengan memalingkan wajahnya. Mungkin
saja Rifki telah merasa dikhianati olehnya.
Rifki menggelengkan kepalanya sendiri, “aku
memaafkanmu”, begitu jelas. Begitu tenang. Begitu diam. Rifki tidak mengatakan
apapun lagi.
Khayla mencengkeram erat pinggir bajunya. Matanya berkaca-kaca.
Perih. Dia sedang berusaha untuk tidak meneteskan air matanya. Khayla ingin berpegangan.
Dia membutuhkan seseorang sebagai tempatnya berpegang.
“aku menyayangimu”, bisik Khayla pelan. Air matanya
hampir saja terjatuh namun Khayla masih bisa menahannya.
“aku ingin mendengarnya”
“bahwa kau mencintaiku”, ujar Rifki pelan. Penuh
dengan ketidakpercayaan.
Khayla semakin erat menggenggam pinggir bajunya. Telapak
tangannya basah oleh keringat. Bibirnya seperti kelu dan kaku. Sulit sekali
untuk digerakkan. Ketika setetes air mata jatuh di wajahnya, Khayla segera
memalingkan wajahnya dari Rifki.
Dia tidak bisa. Tidak bisa berbohong. Tidak bisa
membohongi dirinya sendiri.
“aku tidak bisa melihat bintangku pada dirimu”
Bandul kalung dengan huruf V yang berdampingan
dengan planet Venus menggantung di hadapan Rifki.
------------------------------------
To : Kejora_Bintang@yahoo.com
Subject: Sosok
Kejora
Apakah air
mata selalu menandakan kepedihan?
Ataukah hanya
simbol tanpa arti?
Karena
sesungguhnya kepedihan berada jauh di dalam diri.
Suatu
tempat yang sulit terjamah.
Lalu apa
yang bersemayam di balik kepedihanku?
Apakah aku
berhak untuk menyakiti hati seseorang?
Bagaimana
bisa?
Bagaimana
bisa…
Aku mencari
sosok Kejora pada diri orang lain?
Dapatkah
aku menggapaimu, Kejora?
-------------------------------------
Pada akhirnya Khayla hanya kembali membalik
dunianya. Membalik kembali dunia normal yang susah payah didapatkannya menjadi
dunia yang abnormal seperti sebelumnya. Dia sudah memutuskan. Melepaskan terkadang
menjadi pilihan yang cukup tepat. Dan meskipun berat dan menyakitkan, jauh di
dalam diri Khayla merasakan sedikit kelegaan.
Sudah seharusnya Khayla memilih. Memilih untuk
dirinya sendiri. Memilih untuk hatinya. Karena hati tidak akan pernah berbicara
jika bukan dirinya sendiri yang tergerak untuk melakukan apa yang hatinya
perintahkan. Khayla merasa pilihannya sudahlah tepat. Karena dia baru saja
mengikuti apa kata hatinya.
Tatapan Khayla terhenti pada sepasang kaus kaki yang
diletakkannya di atas meja belajarnya. Sepasang kaus kaki yang didapatkannya dari
seseorang yang dikenalnya hanya dengan dua kali pertemuan yang tidak disengaja.
-----------------------
“jika aku memintamu untuk tetap diam di tempatmu,
apakah kau akan menurut?”, Jojo berbicara dengan nada yang sangat formal. Diam
dan membuat orang lain akan menurut pada setiap katanya.
Khayla terdiam kaku.
Apakah itu berarti Khayla menuruti perkataan Jojo?
“tutup matamu”, perintahnya lagi pada Khayla.
Pikiran Khayla terus berkeliaran tanpa arah. Memikirkan
apa yang akan terjadi. Namun Khayla seakan telah percaya pada Jojo. Mempercayai
setiap kata yang keluar dari bibirnya. Mempercayai apapun yang akan dilakukan
oleh Jojo.
Dalam kesenyapan, Khayla bisa mendengar dengan jelas
Jojo yang sedang bergerak. Bergerak menjauh. Membiarkan Khayla terbaring
sendiri. Tapi entah kenapa Khayla percaya bahwa Jojo tidak akan meninggalkannya
sendirian.
Khayla ingin sekali membuka matanya ketika sesuatu
seperti menggelitik telapak kakinya. Namun Khayla tetap bertahan untuk tidak
membuka matanya. Dan dengan perlahan kakinya yang hampir membeku menjadi
sedikit lebih hangat.
“sekarang buka matamu”, suara Jojo kembali
memerintahkan.
Seperti seorang anak buah, Khayla hanya menurut. Jojo
sudah duduk manis di sampingnya, tidak lagi berbaring.
“Jojo”, ucap Khayla.
Untuk kesekian kalinya, Jojo memberikan senyuman
manisnya pada Khayla, “Jo”, katanya. “panggil saja Jo”
Khayla bergerak untuk bangkit dan terduduk di
samping Jo. Sedikit terkejut karena sepasang kaus kaki telah terpasang di
kakinya. Kaus kaki berwarna abu-abu. Khayla segera melirik Jo.
“kau terus menggerak-gerakkan kakimu, aku tahu kau
kedinginan”, ujar Jo menjelaskan. Sejak tadi Khayla memang terus
menggesek-gesekkan kedua kakinya untuk sekedar menghangatkan dan ternyata Jo
juga menyadarinya. Dia memasangkan kaus kakinya pada kaki Khayla.
“seseorang yang memberikan kaus kaki itu berkata
padaku ‘kaus kaki ini bukan milikmu’”, cerita Jo pada Khayla. Jo melirik kaus
kaki yang kini terpasang di kaki Khayla.
“apa kau tahu maksud dari kata-katanya itu?”, tanya
Jo pada Khayla.
Khayla menggeleng, “tidak”
Jo tersenyum, kali ini dengan menunjukkan sedikit
deretan gigi putihnya, “mungkin kaus kaki itu milikmu”. Khayla menatap kaus
kaki itu sekali lagi. Khayla tahu bahwa Jo hanya sedang bergurau padanya.
--------------------------------
Khayla mengambil kaus kaki yang sejak tadi hanya
dipandanginya saja. Khayla harus bisa mengembalikan kaus kaki itu pada
pemiliknya. Tapi apakah Khayla akan bertemu lagi dengan pemilik kaus kaki ini? Jika
memang kaus kaki ini pemberian dari seseorang, bukankah seharusnya Jo tidak
boleh memberikannya lagi pada orang lain?
Khayla memegangi kaus kaki itu dan menyadari ada
sesuatu di balik kaus kaki yang sedang dipegangnya. Sesuatu yang hanya bisa
dilihat jika kau membalik dalam kaus kaki tersebut. Sebuah rajutan bintang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar