MAGNET
Satu tahun. Satu tahun sudah berlalu. Sudah satu
tahun sejak terakhir Khayla bertemu dengan Jo. Entah suatu keajaiban apa yang
kini membawa Khayla kembali bertemu dengan Jojo. Khayla masih mengingat dengan
jelas wajah tampan Jojo. Dan masih sangat membekas dalam ingatannya akan
senyuman manis Jojo.
Jojo menatapnya. Menyadari keberadaannya. Apakah ini
bisa dikatakan sebagai pertemuan kawan lama? Bukankah wajah Jojo menunjukkan
kehangatannya ketika tersenyum pada Khayla.
Apa yang harus Khayla ucapkan? Haruskah dia
mengatakan ‘hai kawan lama?’
Khayla menggeleng. Benarkah Jojo masih mengingatnya?
Tidak mungkin jika Jojo masih mengingat namanya. Khayla kembali menggelengkan
kepalanya. Memikirkan setiap kemungkinan yang mungkin terjadi. Khayla tidak
mempunyai maksud lain selain mengembalikan sepasang kaus kaki yang telah
dipinjamkan Jojo padanya. Ya, Khayla hanya menganggap kaus kaki itu sebagai
sebuah barang pinjaman.
Ataukah mungkin pertemuan mereka untuk yang ketiga
kalinya ini dikarenakan barang yang harus Khayla kembalikan padanya? Karena
sepasang kaus kaki yang ingin kembali kepada tuannya?
Jojo berdiri tepat di hadapan Khayla. Tidak ada yang
berubah darinya. Sedikitpun tidak ada. Hanya saja penampilannya hari ini kelihatan
lebih formal dengan menggunakan jas hitam dan kemeja putih yang tersemat di
baliknya. Rambutnya terlihat jelas jika dia menggunakan gell untuk membuat
rambutnya semakin terlihat rapih. Namun di antara itu semua, lesung pipinya
masih sangat terlihat jelas ketika dia tersenyum.
Khayla hanya sedang berfikir bagaimana bisa dia
bertemu dengan Jo di hari pertunangan Fadel dengan Tasya. Ini adalah hal yang
sulit untuk diduga.
Jo menggeleng dan tertawa kecil menatap Khayla, “sulit
sekali rasanya untuk mempercayai sebuah takdir”, ucapnya pada diri sendiri
namun matanya seolah berbicara pada Khayla.
“ini adalah hari pertunangan kakakku”, jawab Khayla
dengan sedikit gugup.
Jojo mengangkat kedua bahunya, “aku harus
berkali-kali memikirkan kenapa hari ini aku begitu bersemangat ketika sepupuku mengajakku
pergi”, Jojo kembali menunjukkan senyum manisnya pada Khayla.
“sudah lama sekali”, ucap Jojo pada Khayla.
Khayla merasa Jojo hanya mengingat wajahnya saja
tanpa mengingat dengan pasti nama Khayla. Haruskah Khayla kembali
memperkenalkan dirinya dengan lebih formal?
“satu tahun”, ujar Khayla.
Entah apa yang lucu ataukah mungkin ada sesuatu yang
mereka harus tertawakan. Mereka tertawa bersama dalam waktu yang bersamaan.
Jojo yang pertama kali berhenti tertawa. Dia hanya
menatap pada Khayla. Dan masih merasa bahwa Khayla memang sangat manis.
“bagaimana kabar langit?”, tanyanya pada Khayla.
Khayla terhenti dan menyadari wajah Jojo yang
sedikit terlihat serius, “aku selalu bertanya-tanya apakah aku akan tetap
menyukainya meskipun seluruh bintang menghilang dan bulan lenyap dalam
seketika”, jawab Khayla.
“kalau begitu kau harus yakin bahwa sekalipun
seluruh bintang menghilang dan bulan pun lenyap, ada seseorang yang akan tetap menemanimu
memandang langit sehingga kau akan terus menyukai langit”
“lilin kecil”, Khayla tidak berencana untuk menjawab
seperti itu. Hanya saja dia selalu berharap akan bisa menemukan lilin kecil yang
bisa menggantikan cahaya bulan. Seperti lirik lagu yang selalu didengarkannya
‘lilin-lilin kecil’.
Suara getaran ponsel milik Jojo terdengar jelas di
antara mereka. Jojo segera mengangkat panggilan masuk pada ponselnnya. Khayla
hanya diam menunggu Jojo menyelesaikan pembicaraannya di telepon.
“sepupuku sudah menunggu di luar”, Jojo langsung
berkata pada Khayla setelah memutuskan panggilan.
Wajahnya kelihatan sedikit kecewa setelah memutuskan
panggilan dari sepupunya, “aku rasa aku harus segera pergi”, katanya dengan
menghembuskan nafas berat.
“apakah terjadi sesuatu?”, tanya Khayla sedikit
khawatir namun Jojo hanya tersenyum pada Khayla. Kekecewaan pada wajahnya
seketika lenyap.
Jojo menyampirkan tangan kanannya di bahu Khayla
yang membuat Khayla sedikit tersentak, “aku harus pergi”, katanya.
Khayla melupakan bahwa ia ingin mengembalikan kaus
kaki milik Jojo. Dan hanya mengangguk pada apa yang Jojo katakan. Tanpa berkata
apapun lagi, Jojo berbalik dan meninggalkan Khayla. Dan Khayla hanya mampu menatap
punggung Jojo. Mereka hanya bertemu secara kebetulan. Mungkin juga Jojo tidak
mengingat siapa nama Khayla.
Tidak tahu apa yang terjadi pada dirinya sendiri. Khayla
merasakan ada kekecewaan yang menyusup di dalam hatinya. Tidak tahu untuk
siapa. Tidak tahu mengapa. Tidak ingin berlarut dengan perasaan yang
membingungkannya, Khayla membalikkan punggungnya. Ingin kembali berbaur pada
keramaian.
Belum sempat Khayla melangkahkan kakinya, sebuah
suara terdengar dari balik tubuhnya. “ada sesuatu yang perlu aku yakinkan pada
diriku sendiri”, Khayla berbalik lagi ketika mendengar seseorang berbicara
padanya. Ya, Khayla begitu yakin kalau suara itu sedang berbicara padanya.
Ketika Khayla berbalik, Jojo sudah berada kembali di
hadapannya. Entah apa yang membawanya kembali. Senyumannya masih secerah
sebelumnya.
“aku ingin mengembalikan kaus kakimu”, kata Khayla pada
Jojo.
Jojo semakin melebarkan senyumannya. “sampai jumpa
lagi… Khayla”
Dia mengingatnya.
--------------------------------
Kejora : Jawab ‘ya’ atau ‘tidak’
Apakah kau sedang merasa kesepian?
Purnama : Ya
Kejora : Apakah kau pernah menjalin sebuah hubungan?
Purnama : Tidak
Kejora : Apakah kau berani mencoba menjalani sebuah hubungan?
Purnama : Ya
Kejora : Bagaimana jika denganku..?
Purnama : …..
Kejora :
Hai Purnama. Kurasa aku menyukaimu. Tidak perlu menanyakan kenapa. Kurasa aku
baru saja menemukanmu.
Khayla mengingat kembali percakapan pertamanya
dengan Kejora_Bintang. Percakapan yang cukup singkat dan tidak dimengerti oleh
Khayla. Dia tidak mengerti kenapa dengan percakapan yang singkat seperti itu, Kejora_Bintang
langsung tertarik untuk berhubungan dengan Khayla di dunia maya.
Menurut Khayla, berdasarkan percakapan yang mereka
lakukan tidak ada sesuatu yang membuat dirinya menarik. Khayla juga tidak
banyak mengatakan apapun padanya, hanya sekedar menjawab ya dan tidak
berdasarkan perintahnya. Tidak ada yang bisa membuat Khayla kelihatan menarik.
Khayla kembali membaca email barunya.
Magnet
From :
Kejora_Bintang@yahoo.com
To :
Purnama@yahoo.com
Jika seseorang mengatakan bahwa kau gila
Maka aku jauh lebih gila darimu
Bagaimana bisa aku memintamu menjadi kekasihku?
Kekasih dunia maya..
Ingat percakapan kita pertama kali?
Tahukah kau
bahwa ada magnet kasat mata yang ada di sekelilingmu?
Layaknya
sebuah magnet
Akan saling
tolak menolak jika dihadapkan dengan kutub yang sama
Dan akan
saling tarik menarik jika dihadapkan dengan kutub yang berlawanan
Seperti
itulah yang terjadi padaku
Ada sesuatu
yang menarikku padamu
Kau seperti
magnet yang dirancang khusus untukku
Magnet yang
dapat menembus ruang dan waktu
Apakah aku
sungguh mencintaimu?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar