Jumat, 09 November 2012

Kejora (part 6)



MAGNET

Satu tahun. Satu tahun sudah berlalu. Sudah satu tahun sejak terakhir Khayla bertemu dengan Jo. Entah suatu keajaiban apa yang kini membawa Khayla kembali bertemu dengan Jojo. Khayla masih mengingat dengan jelas wajah tampan Jojo. Dan masih sangat membekas dalam ingatannya akan senyuman manis Jojo.
Jojo menatapnya. Menyadari keberadaannya. Apakah ini bisa dikatakan sebagai pertemuan kawan lama? Bukankah wajah Jojo menunjukkan kehangatannya ketika tersenyum pada Khayla.
Apa yang harus Khayla ucapkan? Haruskah dia mengatakan ‘hai kawan lama?’
Khayla menggeleng. Benarkah Jojo masih mengingatnya? Tidak mungkin jika Jojo masih mengingat namanya. Khayla kembali menggelengkan kepalanya. Memikirkan setiap kemungkinan yang mungkin terjadi. Khayla tidak mempunyai maksud lain selain mengembalikan sepasang kaus kaki yang telah dipinjamkan Jojo padanya. Ya, Khayla hanya menganggap kaus kaki itu sebagai sebuah barang pinjaman.
Ataukah mungkin pertemuan mereka untuk yang ketiga kalinya ini dikarenakan barang yang harus Khayla kembalikan padanya? Karena sepasang kaus kaki yang ingin kembali kepada tuannya?
Jojo berdiri tepat di hadapan Khayla. Tidak ada yang berubah darinya. Sedikitpun tidak ada. Hanya saja penampilannya hari ini kelihatan lebih formal dengan menggunakan jas hitam dan kemeja putih yang tersemat di baliknya. Rambutnya terlihat jelas jika dia menggunakan gell untuk membuat rambutnya semakin terlihat rapih. Namun di antara itu semua, lesung pipinya masih sangat terlihat jelas ketika dia tersenyum.
Khayla hanya sedang berfikir bagaimana bisa dia bertemu dengan Jo di hari pertunangan Fadel dengan Tasya. Ini adalah hal yang sulit untuk diduga.
Jo menggeleng dan tertawa kecil menatap Khayla, “sulit sekali rasanya untuk mempercayai sebuah takdir”, ucapnya pada diri sendiri namun matanya seolah berbicara pada Khayla.
“ini adalah hari pertunangan kakakku”, jawab Khayla dengan sedikit gugup.
Jojo mengangkat kedua bahunya, “aku harus berkali-kali memikirkan kenapa hari ini aku begitu bersemangat ketika sepupuku mengajakku pergi”, Jojo kembali menunjukkan senyum manisnya pada Khayla.
“sudah lama sekali”, ucap Jojo pada Khayla.
Khayla merasa Jojo hanya mengingat wajahnya saja tanpa mengingat dengan pasti nama Khayla. Haruskah Khayla kembali memperkenalkan dirinya dengan lebih formal?
“satu tahun”, ujar Khayla.
Entah apa yang lucu ataukah mungkin ada sesuatu yang mereka harus tertawakan. Mereka tertawa bersama dalam waktu yang bersamaan.
Jojo yang pertama kali berhenti tertawa. Dia hanya menatap pada Khayla. Dan masih merasa bahwa Khayla memang sangat manis.
“bagaimana kabar langit?”, tanyanya pada Khayla.
Khayla terhenti dan menyadari wajah Jojo yang sedikit terlihat serius, “aku selalu bertanya-tanya apakah aku akan tetap menyukainya meskipun seluruh bintang menghilang dan bulan lenyap dalam seketika”, jawab Khayla.
“kalau begitu kau harus yakin bahwa sekalipun seluruh bintang menghilang dan bulan pun lenyap, ada seseorang yang akan tetap menemanimu memandang langit sehingga kau akan terus menyukai langit”
“lilin kecil”, Khayla tidak berencana untuk menjawab seperti itu. Hanya saja dia selalu berharap akan bisa menemukan lilin kecil yang bisa menggantikan cahaya bulan. Seperti lirik lagu yang selalu didengarkannya ‘lilin-lilin kecil’.
Suara getaran ponsel milik Jojo terdengar jelas di antara mereka. Jojo segera mengangkat panggilan masuk pada ponselnnya. Khayla hanya diam menunggu Jojo menyelesaikan pembicaraannya di telepon.
“sepupuku sudah menunggu di luar”, Jojo langsung berkata pada Khayla setelah memutuskan panggilan.
Wajahnya kelihatan sedikit kecewa setelah memutuskan panggilan dari sepupunya, “aku rasa aku harus segera pergi”, katanya dengan menghembuskan nafas berat.
“apakah terjadi sesuatu?”, tanya Khayla sedikit khawatir namun Jojo hanya tersenyum pada Khayla. Kekecewaan pada wajahnya seketika lenyap.
Jojo menyampirkan tangan kanannya di bahu Khayla yang membuat Khayla sedikit tersentak, “aku harus pergi”, katanya.
Khayla melupakan bahwa ia ingin mengembalikan kaus kaki milik Jojo. Dan hanya mengangguk pada apa yang Jojo katakan. Tanpa berkata apapun lagi, Jojo berbalik dan meninggalkan Khayla. Dan Khayla hanya mampu menatap punggung Jojo. Mereka hanya bertemu secara kebetulan. Mungkin juga Jojo tidak mengingat siapa nama Khayla.
Tidak tahu apa yang terjadi pada dirinya sendiri. Khayla merasakan ada kekecewaan yang menyusup di dalam hatinya. Tidak tahu untuk siapa. Tidak tahu mengapa. Tidak ingin berlarut dengan perasaan yang membingungkannya, Khayla membalikkan punggungnya. Ingin kembali berbaur pada keramaian.
Belum sempat Khayla melangkahkan kakinya, sebuah suara terdengar dari balik tubuhnya. “ada sesuatu yang perlu aku yakinkan pada diriku sendiri”, Khayla berbalik lagi ketika mendengar seseorang berbicara padanya. Ya, Khayla begitu yakin kalau suara itu sedang berbicara padanya.
Ketika Khayla berbalik, Jojo sudah berada kembali di hadapannya. Entah apa yang membawanya kembali. Senyumannya masih secerah sebelumnya.
“aku ingin mengembalikan kaus kakimu”, kata Khayla pada Jojo.
Jojo semakin melebarkan senyumannya. “sampai jumpa lagi… Khayla”
Dia mengingatnya.

--------------------------------

Kejora              : Jawab ‘ya’ atau ‘tidak’
Apakah kau sedang merasa kesepian?
Purnama         : Ya
Kejora              : Apakah kau pernah menjalin sebuah hubungan?
Purnama         : Tidak
Kejora              : Apakah kau berani mencoba menjalani sebuah hubungan?
Purnama         : Ya
Kejora              : Bagaimana jika denganku..?
Purnama         : …..
Kejora              : Hai Purnama. Kurasa aku menyukaimu. Tidak perlu menanyakan kenapa. Kurasa aku baru saja menemukanmu.

Khayla mengingat kembali percakapan pertamanya dengan Kejora_Bintang. Percakapan yang cukup singkat dan tidak dimengerti oleh Khayla. Dia tidak mengerti kenapa dengan percakapan yang singkat seperti itu, Kejora_Bintang langsung tertarik untuk berhubungan dengan Khayla di dunia maya.
Menurut Khayla, berdasarkan percakapan yang mereka lakukan tidak ada sesuatu yang membuat dirinya menarik. Khayla juga tidak banyak mengatakan apapun padanya, hanya sekedar menjawab ya dan tidak berdasarkan perintahnya. Tidak ada yang bisa membuat Khayla kelihatan menarik.
Khayla kembali membaca email barunya.

Magnet
From    : Kejora_Bintang@yahoo.com 
To        : Purnama@yahoo.com           

Jika seseorang mengatakan bahwa kau gila
Maka aku jauh lebih gila darimu
Bagaimana bisa aku memintamu menjadi kekasihku?
Kekasih dunia maya..
Ingat percakapan kita pertama kali?
Tahukah kau bahwa ada magnet kasat mata yang ada di sekelilingmu?
Layaknya sebuah magnet
Akan saling tolak menolak jika dihadapkan dengan kutub yang sama
Dan akan saling tarik menarik jika dihadapkan dengan kutub yang berlawanan
Seperti itulah yang terjadi padaku
Ada sesuatu yang menarikku padamu
Kau seperti magnet yang dirancang khusus untukku
Magnet yang dapat menembus ruang dan waktu

Apakah aku sungguh mencintaimu?



Part 5                        Part 7


Tidak ada komentar: