Setiap
gadis tentunya memiliki ‘idola’nya masing-masing. ‘idola’ di sini bukanlah seorang
artis terkenal ataupun orang terkenal manapun. Beberapa gadis memang memiliki
‘idola’ tersendiri. ‘idola’ seorang gadis lebih diperuntukkan kepada seorang
pria yang disukainya namun sangat tidak mungkin untuk memiliki. Bukan hanya
sekedar menyukai tetapi juga mengagumi kepribadian pria itu, menyukai caranya
berbicara, menyukai caranya berjalan, bahkan punggungnya pun akan terasa sangat
mengagumkan jika dilihat. Dan apapun mengenai pria itu, apapun, apapun, apapun,
mereka akan sangat menyukainya.
Siang
hari ini, udara cukup terik. Namun udara masih sesekali bergerak sehingga dapat
mengurangi rasa panas. Aku sudah selesai makan, hanya sedang duduk-duduk dan
mengobrol dengan teman-temanku. Kami bukan di sebuah restaurant atau café yang
bagus, hanya di sebuah warung dengan ukuran sedang. Warung sedang tidak terlalu
ramai, hanya ada beberapa orang yang juga sedang makan di sana.
“hari
ini… hari yang kau tunggu..”
“bertambah
satu tahun usiamu…bahagialah kamu”
Sebuah
suara merdu menyanyikan sebuah lagu yang pernah dinyanyikan oleh band Jamrud dengan
diiringi oleh suara gitar. Aku kenal sekali dengan suara itu. Suara itu bak
suara seorang dewa, yang apabila dia
bernyanyi maka semua orang akan terbius dengan suaranya itu. Tidak mungkin lagu
itu untukku. Aku memang sedang berulang tahun, tapi tidak mungkin lagu itu
dinyanyikan khusus untukku. Temanku mencolek lenganku, menyuruhku untuk segera
menoleh ke belakang. Rasanya jantungku sudah meloncat-loncat sebelum aku berani
untuk menoleh ke belakang.
“tapi
yang ingin…aku beri padamu doa setulus hati”
DUAAARRR.
Rasanaya jantungku meledak saat itu juga. Sosok wajah tampannya kini ada di
hadapanku. Memainkan gitar andalannya dengan sangat elegan, layaknya pemain
gitar professional yang telah menunjukkan permainan gitarnya ke seluruh dunia. Jentikan
jari-jari tangannya memetik senar gitar dengan begitu lembut, hampir tidak
terlihat jarinya menyentuh senar gitar. Suaranya bukanlah suara emas. Emas
gampang dicari di toko emas. Tapi aku lebih suka menyebut suaranya dengan suara
mutiara. Mutiara tidak sembarangan dijual di semua toko. Bahkan untuk mencari
mutiara, seseorang harus menyelami lautan yang sangat dalam. Ah ya, dia memang
bersuara dewa. Lihat saja, bukan hanya aku yang terbius dengan permainan suara
dan gitarnya tapi semua orang yang sedang menyaksikannya bermain. Lagu Jamrud
ini asalnya adalah lagu yang sedikit nge-rock tapi di tangan pria ini, lagu itu
menjadi terdengar sangat lembut. Dia memainkan setiap nada dengan sangat indah.
Kadang dia meninggikan suaranya tapi di titik tertentu dia merendahkan suaranya.
Namun tidak merusak nada dari lagu tersebut. Lagu itu jadi terdengar lebih romantis.
Bahkan penyanyi aslinya pun sudah dikalahkan dengan suara merdunya.
“semoga
tuhan… melindungi kamu”
Tidak.
Apakah aku masih tetap berada di tempatku? Masih berpijak di lantai? Ataukah sayap-sayap
dewa telah membawaku terbang ke langit? Atau mungkin tubuhku sudah meleleh layaknya
lilin yang sedang terbakar? Ataukah tubuhku sudah mencair layaknya es batu yang
terkena panas? Ataukah hanya hatiku saja yang sudah terbang, meleleh, bahkan
mencair? Rasanya kakiku gemetar, lemas seketika. Kalau saja aku tidak sedang
duduk, mungkin aku sudah jatuh bertulut di lantai. Bayangkan saja seorang pria
yang sangat kau kagumi sedang berdiri di hadapanmu. Memetik gitar dan memainkan
sebuah lagu ulang tahun untukmu. Tidak hanya itu, dia juga tersenyum manis
padamu. Walaupun dia sedang bernyanyi di muka umum, tapi tatapannya hanya
untukmu. Dia bernyanyi hanya untukmu. Dia hanya sedang menghadapmu. Dia juga
tidak mempedulikan orang lain selain dirimu. Lagu ini khusus dinyanyikan hanya
untukmu. Rasanya aku ingin pingsan saja.
“selamat
ulang tahun…”
Dia
menyanyikan lirik terakhir lagu yang sedang dimainkannya. Tidak peduli dengan
apa yang terjadi pada wajahku. Mungkin kulit putih wajahku sudah merah seperti sedang
direbus di atas air mendidih. Atau mungkin bibirku yang tidak bisa untuk tidak melebar
untuk tersenyum. Tiba-tiba saja teman-temanku datang membawakan beberapa hadiah
ulang tahun untukku. Lagu pun berganti.
“happy
birthday… to you..”
“happy
birthday… to you..”
Aku
sangat menyukai hadiah. Hadiah apapun itu, aku sangat menyukainya. Tapi kali
ini, aku tidak peduli pada hadiah manapun. Aku masih ingin mendengar suara dewa
milik pria itu. meskipun dia hanya seorang penyanyi bayaran, atau mungkin
hadiah dari teman-temanku jauh lebih mahal dibandingkan harga bayaran untuk
pria itu tapi bagiku sebuah lagu dari pria itu cukup sebagai hadiah ulang
tahunku. Teman-teman, kalian tidak perlu repot-repot lagi membawakanku hadiah
ulang tahun. Aku sudah mendapatkan hadiah ulang tahun yang paling aku inginkan.
Ah, Justin Bieber menyanyikan lagu ulang tahun untukmu pun kalah dengan lagu
ulang tahun yang dinyanyikan pria itu untukku.
“happy
birthday… to.. you…”
Selesai
sudah tugas pria itu ketika dia menyanyikan lagu terakhirnya dengan nada
rendah. Satu lagi hadiah special untukku.
“selamat
ulang tahun”, pria itu menyodorkan tangannya untukku. Oh Tuhan, apakah ini
tidak terlalu berlebihan? Membiarkan aku menyentuh jari-jari yang digunakannya
untuk memetik gitar. Jari-jari seni, dengan harga yang sangat tinggi andai saja
bisa dijual. Haruskah aku menyambutnya?
Aaahhhh
kalau aja gue bisa menyambut tangannya itu. Tapi sayang sekali, semua cerita di
atas cuma KHAYALAN GUE SEMATA. Hahahahaha.
Hari
ulang tahun memang hari yang paling berharga buat semua orang. Setiap kalian
tentunya memiliki keinginan tersendiri untuk hari ulang tahun kalian. Entah itu
mendapatkan kalung cantik dari seseorang yang special atau mungkin mendapat kejutan
menarik dari sahabat-sahabat terdekat, apapun itu setiap orang pasti akan
sangat senang mendapatkan kejutan di hari ulang tahunnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar