Sering kita ketahui bahwa
Indonesia, terutama di Jakarta sering sekali terjadi kemacetan. Ternyata kemacetan
juga pernah terjadi di Belanda. Pada hari Pentakosta pertama 29 Mei 1955 untuk
pertama kalinya terjadi kemacetan di persimpangan Oudenrijn kota Utrecht, saat
pelancong dari Belanda dan Jerman bersimpangan.
sumber gambar: http://cdn.radionetherlands.nl/data/files/imagecache/must_carry/images/lead/oudenrijn%20ANPkleiner.jpg
|
Untuk melancarkan persimpangan
padat Oudenrijn di kota Urecht, sebuah lampu lalu lintas dipasang tahun 1960.
Tapi karena para pengendara mobil tidak terbiasa, maka sempat menyebabkan
banyak kecelakaan, kata ANWB.
Kemacetan yang disebabkan oleh lalu
lintas penghubung antara tempat tinggal dan tempat bekerja, mulai sekitar 25
tahun setelah kemacetan mula-mula biasa terjadi di beberapa tempat tertentu di
Belanda. Titik yang tersibuk adalah jalan A2 di jembatan dekat Vianen, terowongan
Coen, terowongan Velzer dan jembatan Brienennoord, tulis ANWB. Sementara setiap
pagi terjadi kemacetan di Belanda sepanjang rata-rata 250 km, dengan 7,5 juta
mobil
Dari penjelasan tersebut, ternyata
kemacetan tidak hanya terjadi di negara Indonesia saja. Namun yang menjadi
pertanyaannya sekarang adalah bagaimana negara Belanda itu sendiri dapat
berinovasi untuk mengatasi kemacetan tersebut?
Belanda juga dikenal sebagai negara
sepeda. Orang Belanda terutama didorong menggunakan sepeda, menempuh jarak
jauh, lewat jalur khusus sepeda. Ini untuk mencegah kemacetan.
Inovasi penduduk
Belanda mengenai sepeda ini salah satunya oleh Ruud Maarschall yang memiliki
sepeda berbaring yang disebut “banana”. Sepeda ini berwarna kuning. Bentuknya aerodinamik.
sumber gambar: http://cdn.radionetherlands.nl/data/files/imagecache/must_carry/images/lead/article/2011/11/fietssnelweg_1.jpg |
Selain bentuk
sepedanya yang unik, diharapkan juga dengan bersepeda dapat meringankan
kemacetan. Sepeda “banana” tersebut juga sepertinya cukup nyaman untuk
digunakan.
Baru-baru ini,
Belanda kembali membuat inovasi yang cukup menakjubkan. Sehingga mampu membuat
kita tercengang dengan inovasinya tersebut. Sebuah mobil yang bisa terbang. Belanda
memang negara yang secara geografis terbilang kecil namun inovasi yang mampu
dibuatnya ini merupakan prestasi yang patut untuk diacungi jempol.
Spark dan PAL-V Europe NV, sekarang di
ambang mewujudkan mimpi ini dengan PAL-V: sebuah kendaraan baru yang inovatif
yang melaju seperti mobil dan terbang seperti gyrocopter. Kendaraan ini dengan mudah
bisa berubah dari mode drive ke mode fly. Pal-V merupakan terobosan yang ditunggu secara
teknis dan komersial untuk mobil terbang. Kendaraan ini dapat berjalan dengan
baik di darat maupun di udara. Sebuah prototipe mengemudi dan terbang dari PAL-V telah dikembangkan
dan diuji secara ekstensif.
Meskipun sudah
pernah ada beberapa mobil terbang sebelumnya, salah satunya adalah Amerika yang
membuat model yang sama pada tahun 2009. Tapi tentunya tidak menyurutkan
kehebatan negeri Kincir Angin ini untuk tetap berinovasi dalam menciptakan
sesuatu yang lebih hebat.
Sejak tahun
1999, Robert Barnhoorn (Direktur
Spark) dan promotor John Bakker mempunyai mimpi yang sama yaitu
mengembangkan mobil yang bisa terbang. Sehingga akhirnya mereka bekerja sama
dalam mengembangkan konsep.
Robert Barnhoorn |
sumber gambar: http://www.sparkdesign.nl/news/Spark_items_interview
Mobil terbang
PAL-V atau 'Personal Air and Land Vehicle' ini dapat menyaingi Terrafugia
dari Amerika. Karena PAL-V ini berbobot ringan, cepat dan dan dilengkapi dengan
rotor untuk memutar sayap layaknya pesawat. PAL-V adalah kendaraaan tiga roda
dengan dua baling-baling yang bisa dilipat. Mobil terbang Pal-V dapat terbang
dengan ketinggian sekitar 500 kaki dari permukaan bumi. Bila melaju di jalanan,
mobil ini seperti perpaduan antara motor dan mobil balap yang bisa melaju
dengan kecepatan 180 kilometer per jam.
sumber gambar: http://www.terrafugia.com/photogallery.html
Jika dilihat secara kasat mata, mungkin mobil terbang buatan negara Kincir Angin atau PAL-V terlihat dengan desain yang lebih ramping. Dengan bentuk yang seperti helikopter.
sumber gambar: http://www.sparkdesign.nl/en/project/PALV
Untuk dapat lepas landas, kendaraan ini menggunakan lokasi airstrips. Di Belanda ada 20 lokasi yang digunakan.
Mobil terbang
ini sangat ideal untuk, orang-orang bisnis
dan sebagai kendaraan ambulans atau polisi yang digunakan di daerah dengan
infrastruktur transportasi yang minimal. Dengan cara ini, orang dapat
menghindari kemacetan lalu lintas atau hambatan lain dan mencapai jarak yang
jauh lebih cepat.
Dengan PAL-V tersebut, Belanda telah berinovasi dalam mengurangi kemacetan. Mereka menerapkan ilmu pengetahuan dalam berbagai hal yang baru dan bermanfaat. Bagaimana dengan Indonesia? Mampukah Indonesia menciptakan inovasi canggih seperti negara Belanda? Belanda sudah terbang dari kemacetan, akankah Indonesia dapat terbang seperti Belanda?
Referensi:
Referensi:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar