BINTANG KEJORA
Mencari
From : Purnama@yahoo.com
To : Kejora_Bintang@yahoo.com
Mungkinkah
takdir akan berubah?
Apakah kita
telah berjanji untuk mencari takdir?
Jika aku
tidak dapat menemukan takdir itu..
Maka hanya
akan berarti Kejora tidak pernah ada
Tanpa sadar
aku hanya bergerak dalam diam
Sekarang
aku mengerti,
Aku akan mencarinya.
Mencari
takdir itu.
Aku akan
segera menemukannya.
Dapatkah
aku menggapaimu, Kejora?
Dia membaca email masuk di inbox akun emailnya. Bibirnya
melebar, menunjukkan seulas senyum. Dia memang berharap akan menerima balasan
seperti itu. Dia langsung menutup layar laptopnya. Tanpa membalas kembali email
tersebut. Mengambil sebuah gitar yang disandarkan di dinding kamarnya.
Takdir itu..
Kau akan menemukannya.
Aku berjanji.
----------------------------
“sebenarnya kau ingin mengajakku kemana?”, tanya
Khayla pada Tasya.
Tasya menggelengkan kepalanya, “lihat saja nanti”
Mereka sampai di sebuah café yang kelihatan cukup
ramai. Di depan café tersebut terpampang poster bahwa akan ada beberapa band
dan penyanyi yang tampil di sana. Khayla memperhatikan daftar nama-nama band
dan penyanyi tersebut. Tertulis sebuah nama yang membuat Khayla sangat tertarik.
Bintang Kejora. Apakah itu nama seseorang? Ataukah sebuah nama band?
“siang tadi aku lewat café ini dan tidak sengaja
melihat nama Bintang Kejora, makanya aku mengajakmu ke sini”, ujar Tasya pada
Khayla.
“mungkin saja kau akan suka, akhir-akhir ini kau
kelihatan banyak pikiran”, kata Tasya lagi, “Fadel juga sudah menunggu di
dalam”
Mereka masuk ke dalam café yang ternyata banyak
sekali orang yang datang ke café tersebut. Entah karena mereka memang ingin
menikmati hidangan yang ada di café tersebut atau mungkin karena ingin
menyaksikan pertunjukkan musik yang telah dipersiapkan.
Fadel kelihatan berada di tempat yang cukup dekat
dengan panggung pertunjukkan. Dia melambaikan tangannya pada Tasya dan Khayla.
“acaranya baru saja di mulai”, katanya ketika Tasya
dan Khayla menghampirinya.
Pertunjukkan pertama menampilkan sebuah band yang menyanyikan
sebuah lagu yang entah berjudul apa. Menurut Khayla band tersebut cukup
memiliki bakat dalam bermusik. Terus berganti satu persatu. Band. Penyanyi
solo. Penyanyi solo. Band.
Khayla hanya menunggu nama Bintang Kejora disebut. Penasaran
akan penampilan apa yang akan ditunjukkannya. Dan penasaran siapa yang
menggunakan nama Bintang Kejora tersebut.
Dan giliran Bintang Kejora pun tiba. Entah kenapa Khayla
merasa sangat gugup. Ingin melihat siapa yang akan maju ke atas panggung kecil
itu.
“aku tidak tahu siapa yang akan tampil”, ujar Fadel
pada Tasya, “mungkin sebuah band”
Khayla sedikit kecewa ketika seorang perempuan naik
ke atas panggung. Ternyata perempuan itu yang menggunakan nama Bintang Kejora. Sebenarnya
apa yang sedang diharapkan oleh Khayla? Entahlah. Namun Khayla tidak bisa
menyembunyikan kekecewaannya. Khayla hanya bisa berusaha untuk menutupi
kekecewaannya dengan memainkan es batu yang ada di dalam minumannya. Dia tidak
lagi tertarik pada pertunjukkan musik itu.
Suara petikan gitar mulai terdengar. Seseorang
tengah memetiknya dengan begitu lembut. Ya, tentu saja lembut. Bukankah yang
memainkannya adalah jari-jari lembut seorang perempuan? Suara gitar terus
mengalun.
Tanpa Khayla sadari bahwa lagu yang sedang dimainkan
adalah lagu kesukaannya. Namun dengan nada yang sedikit dibuat berbeda. Sampai
ketika suara seseorang menyanyikan lirik lagu tersebut.
Oh...
manakala mentari tua
Lelah
berpijar
Apakah ada sebuah kesalahan? Ataukah Khayla yang
sudah salah mendengar. Kenapa yang didengarnya adalah suara seorang pria? Bukan
suara merdu seorang perempuan? Tapi suara itu..
Oh... manakala bulan nan genit
Enggan tersenyum
Berkerut-kerut tiada berseri
Tersendat-sendat merayap
dalam kegelapan
Hitam kini, hitam nanti
Gelap kini, akankah berganti
Lagu terus dinyanyikan sementara Khayla berusaha
untuk memberanikan dirinya sendiri untuk melihat siapa yang sedang menyanyikan
lagu tersebut dengan begitu merdu dan lembutnya. Sehingga membuat jantung
Khayla ikut berdebar dengan keras.
Dan kau lilin-lilin kecil
Deg.
Mungkinkah Khayla hanya sedang berkhayal? Ataukah matanya
yang sedang tidak normal? Apakah dia memang sedang salah melihat?
Sanggupkah
kau mengganti
Sanggupkah
kau memberi
Seberkas
cahaya
Mata mereka saling bertemu. Saling menatap dalam
satu sama lain. Tubuh Khayla benar-benar bergetar hebat saat ini. Apa yang
sebenarnya terjadi? Kenapa? Kenapa Khayla tidak mengerti sedikitpun apa yang
sedang terjadi saat ini? Semuanya hanya seperti potongan-potongan cerita yang
sulit untuk diraba.
Suaranya melemah. Semakin melambat dari nada yang
seharusnya. Seluruh isi ruangan hanya berbisik-bisik dan bertanya-tanya apa
yang sedang terjadi pada penyanyi tersebut.
Sanggupkah
kau berpijar
Sanggupkah
kau menyengat
Seisi dunia
Gitar putih berbentuk bintang itu diletakkan di atas
lantai, menghentikan lagu sebelum menyelesaikannya. Khayla melihatnya dengan
jelas stiker tulisan yang tertera pada gitar tersebut. Kejora.
Khayla berdiri dari duduknya. Entah kenapa rasanya
Khayla hanya ingin berlari keluar dari keramaian. Khayla hanya tidak mengerti
apa yang sebenarnya terjadi.
--------------------------------
“Khayla”
Khayla
tetap tidak menoleh. Dia tidak ingin memperlihatkan wajahnya untuk sekarang
ini. Khayla benar-benar bingung.
“apa
yang terjadi?”, tanyanya lagi pada Khayla.
Khayla
masih tetap terdiam.
“apa
kau tahu maksud perkataan ibuku bahwa aku harus memberikan kaus kaki itu pada
seseorang yang harus memilikinya?”, ujar Jojo lagi pada Khayla.
“bahwa
aku akan menemukan seseorang yang akan menjadi kebahagiaanku, seperti menemukan
sebuah bintang dalam kegelapan malam”, katanya menjelaskan.
“Kejora”,
Khayla menoleh dan menatap Jojo. Mencari sesuatu di kedalaman mata Jojo.
“siapa
kau sebenarnya?”, tanya Khayla.
Jojo
terdiam sejenak dan membalas menatap Khayla.
“namaku
Bintang. Bintang Kejora”